Rabu, 15 Agustus 2012

Atribut Mahasiswa Baru Teknik Industrii 2012


ATRIBUT YANG HARUS DIBAWA MAHASISWA BARU TEKNIK INDUSTRI 2012

1.      HARI PERTAMA (diberikan waktu tanggal 15 Agustus 2012)
I.       ATRIBUT
a.       Putra – Putri
-       Kemeja Lengan Panjang Putih Polos, Dengan Lengan Kanan Diberi Pita Merah Putih dan lengan kiri di beri pita warna biru muda.
-       Ikat Pinggang Hitam
-       Kaos Kaki Putih Polos 15 cm diatas mata kaki
-       Sepatu Fantofel Hitam Polos
-       Dasi Hitam Polos

b.      Putra
-       Celana Panjang Hitam Polos dari bahan kain (bukan Kain Jeans)
-       Rambut harus Hitam Dan Rapi

c.       Putri
-       Rok span Hitam Polos, Panjang dibawah Lutut, Bahan dari kain (bukan kain Jeans)
-       Rambut Harus Hitam Dan Rapi Dikepang 1 diberi Pita Biru lebar 1 cm dan dibuat bandana dengan pita warna biru muda.
-       Khusus Yang berjilbab Pita dilingkarkan dikerudungnya dan kerudung harus berwarna putih polos.

II.    TUGAS INDIVIDU
1.      Membuat dan membawa ID Card berbentuk Lambang / Logo TI dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Tali ID Card dari tali rafia berwarna biru di kepang dengan panjang 70 cm
b.      ID Card dibuat dari kertas karton/manila berwarna biru muda dengan diameter gerigi 20 cm dengan ketentuan tiap gerigi mempunyai tinggi : 2 cm dan panjang : 4 cm. Tebal garis tepi 0,5 cm.
c.       Di atas di beri tulisan dengan urutan Friendship day 2012, tema FD’12,menamkan jiwa solidaritas sebagai itelektual teknik Industri, Foto 4x6 terbaru berwarna, sebelah kanan logo TI dan kiri logo UPN. Di bawah terdapat nama, npm, TTL, nama kelompok, dan TTD.
d.      Bagian belakang di beri sebuah atribut berlambangkan sebuah gedung perusahaan,dan di beri inisial nama.
e.       Di tulis dengan huruf balok berwarna Hitam.
f.       ID Card harus di laminating.

2.      Membuat dan membawa tas dengan ketentuan sebagai berikut :
a.    Tas dibuat dari karung beras.
b.    Berbentuk grigi (jumlah gerigi 9) diameter : 30cm
c.     Tinggi gerigi 2 cm
d.    Lebar tas 6 cm
e.     Tali tas terbuat dari tali rafia warna biru di kepang dengan panjang 1 m.
f.     Tali di ikat membentuk sebuah tas ransel.
g.    Ketentuan :
1.      Foto 4x6 berwarna terbaru
2.      Logo TI sebelah kanan dan UPN sebelah kiri
3.      Atas foto diberi  tulisan Friendship Day 2012
4.      Bawah sendiri di beri identitas sesuai dengan ID Card
h.    Peserta dilarang membawa tas lain (kecuali tas kresek warna biru)
3.      Membuat dan membawa topi berbentuk modifikasi kerucut+Gerigi dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Bahan dari Karton/manila berwana biru laut
b.      Tinggi             : 35cm
c.       Tinggi gerigi : 2cm
d.      Sebelah kiri Depan ada Logo UPN
e.       Sebelah Kanan Depan ada Logo TI
f.       Di tengah kerucut topi di beri pita merah putih (1 cm) mengelilingi topi.
g.      Tali topi diberi tali raffia warna biru  di kepang

Rabu, 08 Agustus 2012

Menghilangkan Paradigma Senior

Menghilangkan Paradigma Senior

ORIENTASI Studi dan Pengenalan Kampus (ospek) bukanlah istilah yang baru untuk dibicarakan lagi. Sebab, ospek sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan di kampus sebagai pengantar mahasiswa baru untuk mengenal lebih jauh tentang kampus tempat mereka studi. Melalui ospek, mahasiswa baru bisa tahu tentang organisasi, sistem pembelajaran yang diterapkan di kampus, dan hal lain yang berkaitan dengan kampus baik akademik maupun non akademik.

Seperti yang sudah menjadi kebiasaan di setiap perguruan tinggi, ospek pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka sebagai media untuk menjembatani para mahasiswa baru sebelum memasuki dunia kampus. Namun, kenyataannya ospek justru melenceng dari visi dan misinya. Tak jarang ospek dijadikan para senior (panitia ospek) sebagai ajang balas dendam, sombong, dan merasa dirinya paling benar.

Padahal, hal tersebut cenderung bukan mendidik; akan tetapi justru menggiring para mahasiswa baru kepada hal-hal yang negatif. Maka tak ayal, esensi dari kegiatan ospek untuk mengenalkan lingkungan kampus dan hal-hal lain yang terkait dunia perkampusan mulai meluntur karena tergerus dengan sikap egoistis senior.

Disadari atau tidak, paradigma senior sebetulnya bisa menjadi faktor timbulnya tindakan anarkis (kekerasan) dalam kegiatan ospek. Para senior acap kali bertindak sesuka hati terhadap juniornya. Bahkan mahasiswa baru terkadang dipandang bak sekawanan bawahan yang bisa disuruh-suruh oleh panitia ospek. Maka jangan heran bila kegiatan ospek tak memiliki manfaat apa-apa.

Sungguh ironis jika mahasiswa yang dinilai seorang cendekia muda, namun malah berbuat semena-mena. Tidakkah lebih baik bilamana ospek diisi dengan kegiatan yang mendidik dan bermanfaat? Sebagai contoh, dengan memberikan semacam kegiatan pelatihan pembuatan makalah, karya tulis ilmiah, kesenian dan kegiatan lain yang dapat berguna di kemudian hari. Tentu hal-hal demikian lebih mendidik dan bermanfaat bagi mahasiswa baru dibandingkan dengan sekadar menyuruh mereka untuk membawa barang-barang langka dan memakai kostum aneh beserta atributnya.

Untuk itu, hendaknya paradigama senior perlu sekali untuk dihilangkan dalam kegiatan ospek. Dengan demikian, ospek tak akan menjadi ajang "perpeloncoan" dari senior kepada junior. Selain itu, antara mahasiswa lama dan baru juga tidak akan ada kesenjangan dan jurang pemisah (gap). 

Metamorfosis

Metamorfosis Kepompong Menjadi Kupu-Kupu

ORIENTASI studi dan pengenalan kampus (ospek) adalah masa ketika mahasiswa berada pada titik perubahan. Ospek adalah ibarat metamorfosis kepompong menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Para mahasiswa baru berubah dari siswa SMA menjadi mahasiswa yang beremblem ‘maha’, yang berarti ‘paling’. Tentunya dalam proses ini, perlu ada kehati-hatian dalam membimbing perubahan metamorfosis tersebut, tidak boleh seenaknya, tidak boleh sesuka hati. Perlu ada kesabaran, jerih payah, dan keyakinan diri yang kuat untuk berubah.

Lantas, masa orientasi semacam apa yang bisa memfasilitasi para remaja ini menjadi mahasiswa baru yang diharapkan memiliki kapasitas ‘maha’?

Saat ini, sudah bukan zamannya lagi mengata-ngatai junior dengan kata-kata negatif yang tidak pantas. Sudah bukan zamannya lagi memerintah junior mengerjakan instruksi-instruksi yang tidak jelas arahan esensinya. Juga, sudah bukan zamannya lagi bila ospek dijadikan sebagai ajang balas dendam akibat ulah senior di tahun-tahun sebelumnya. Sungguh, bukan ini jawabannya.

Ospek adalah penting dan akan sangat bermanfaat bila dilakukan dengan metode yang tepat sasaran. Salah satu metodenya adalah melalui metode appreciative inquiry, yaitu metode yang menekankan pada apresiasi positif kepada para mahasiswa baru. Melalui metode ini, para mentor (pemimbing dari senior) akan melecutkan semangat-semangat perjuangan kepada junior, mahasiswa baru untuk dapat berubah sempurna ibarat seekor kupu-kupu yang cantik.

 “Dek, sebagai calon pemimpin bangsa, Kakak yakin kamu pastilah seorang yang bertanggung jawab dan dapat mengerjakan tugas dengan kemampuan terbaik kamu, Ucap seorang senior kepada juniornya di masa bimbingan orientasi kampus saat mendapat tugas ospek.

Petikan kalimat di atas adalah salah satu contoh metode appreciative inquiry yang dilakukan. Sang mentor akan membangkitkan kepercayaan diri sang junior yang mungkin telah terkubur beberapa waktu. Sang mentor menanamkan keyakinan bahwa sang junior pada hakikatnya dapat memberikan kemampuan terbaiknya dan dia juga membangun gambaran mimpi yang jelas di masa datang sebagai seorang pemimpin bangsa.

Bagaimana hasilnya dari penerapan metode appreciative inquiry di masa ospek?

Tahun 2011 adalah masa pembuktiannya untuk adik-adik junior saya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tahun lalu, para panitia ospek memodifikasi metode penyampaian ospek melalui appreciative inquiry. Para senior menyebut para mahasiswa baru dengan sebutan bangga “The Golden Generation” untuk membangkitkan kepercayaan diri mereka. Para senior memberikan apresiasi bangga kepada para mahasiswa baru yang berhasil mengerjakan tugas sempurna untuk memberikan penyesalan tersirat kepada mereka yang tidak menyelesaikan tugas dengan sempurna. Lalu, bagi mereka yang mengerjakan tugas buruk tidak begitu saja dimak-maki, tetapi diajak berbicara secara personal untuk memahami alasan di balik kesalahannya itu agar dia menjadi sadar dan tidak mengulanginya.

Metode ini terbilang efektif. Terlihat setelah selesainya kegiatan ospek ini beberapa hari, terdapat peningkatan siginifikan dalam pengumpulan tugas sempurna, kekompakkan angkatan, dan inisiatif yang tinggi dari para mahasiswa baru. Ketika tujuan akhir telah tercapai, membentuk kupu-kupu baru dengan warnanya masing-masing, maka bisa dibilang tercapai pulalah esensi dari ospek itu sendiri.


say yes to ospek!

Say Yes to Ospek!

OSPEK, suatu kegiatan yang biasa dilakukan menjelang tahun ajaran baru. Kegiatan yang berusaha mengenalkan calon mahasiswa baru dengan kehidupan kampus, memberikan informasi mengenai sistem perkuliahan, dan melatih calon mahasiswa baru untuk bisa beradaptasi dengan kehidupan kampus. Kegiatan biasa yang tak biasa. Biasa karena hal ini sudah menjadi tradisi di semua lembaga pendidikan mulai dari SMP, SMA, dan universitas. Akan tetapi, tidak biasa karena kegiatan ini memang terkadang dilakukan dengan cara yang berbeda, cara-cara yang unik. Ada banyak aturan yang harus dipatuhi, ada banyak barang bawaan dan perbekalan yang harus disiapkan, dan ada peran tidak biasa dari segelintir orang yang menamakan dirinya senior.
 
Namun, hari ini bagi sebagian orang ospek identik dengan istilah perpeloncoan. Suatu kegiatan yang tidak sehat dan tidak mendidik. Kegiatan sia-sia yang hanya akan menguras tenaga, merusak mental, dan membuat jurang antara senior dan junior. Hal ini bukan tanpa alasan. Terbukti di beberapa kesempatan kita menemui kasus-kasus kekerasan, pelecehan mental, bahkan tindak kejahatan yang terjadi di dalam sebuah ospek. Hal ini sempat menjadi sebuah berita yang panas dan menggemparkan ketika salah satu kasus ospek terburuk terjadi di lembaga pendidikan yang notabene dimiliki negara yaitu IPDN. Dari kasus ini masyarakat bisa memilki persepsi bahwa ospek adalah suatu kegiatan yang penuh dengan kekerasan, bullying, dan tindak kejahatan yang biasanya dilakukan oleh oknum senior.
 
Maka tidak salah jika pertanyaan pertama yang biasa diajukan calon mahasiswa baru mengenai ospek adalah apakah di sana akan ada tindak kekerasan atau tidak? Apakah di sana akan ada hukuman berupa hukuman fisik atau tidak? Nah, dari pertanyaan-pertanyaan tersebut tercermin bahwa sering kali kita memandang ospek sebagai suatu hal yang negatif. Ospek yang jika kita bisa memilih, maka kita akan memilih untuk tidak mengikutinya. Karena kita takut akan menjadi objek kekerasan fisik, pelecahan mental, dan tindakan semena-mena senior. Hampir tidak ada suatu prasangka yang baik mengenai apa yang akan terjadi di ospek nanti. Sehingga kita seringkali hanya berpikir sebatas bagaimana cara untuk bertahan, seolah-olah tidak ada satu pun hal positif yang akan kita dapatkan.
 
Namun, perlu disadari bahwa sebagai manusia kita pasti akan melewati fase-fase kahidupan tertentu untuk mencapai tujuan hidup. Kita tidak mungkin bisa menjadi juara satu di sekolah dasar tanpa pernah menjadi siswa sekolah dasar, kita juga tidak mungkin bisa menjadi sarjana tanpa pernah duduk di bangku perkuliahan. Ya, ospek adalah salah satu fase yang harus kita lalui. Karena sebenernya di sana kita akan bisa mendapatkan banyak hal seperti informasi mengenai sistem perkuliahan, sosialisasi kultur yang ada di kampus, teman-teman baru, senior-senior yang akan membantu kita dengan pengalamnnya, juga berbagai kegiatan ospek yang akan membantu kita dalam beradaptasi dengan kehidupan kampus. Paradigma mengenai ospek yang negatif adalah paradigma yang harus segera kita ubah, karena tidak sedikit ospek yang telah berhasil memberikan manfaat kepada pesertanya.
 
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Ya, jika kita mampu mengubah sedikit saja paradigma kita mengenai ospek, maka hari ini kita akan datang ke kampus dengan penuh semangat, dan kegembiraan untuk datang dan mengikuti ospek. Karena ospek hari ini seperti yang terjadi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, adalah salah satu ospek yang sudah jauh lebih baik. Di sana tidak ada hukuman fisik, pelecahan mental, apalagi tindak kejahatan oleh senior. Di sana ada berbagai kegiatan seperti seminar dan talk show yang akan memberikan informasi mengenai kehidupan kampus, juga inspirasi dari para pelaku kehidupan kampus sebelumnya. Tugas-tugas yang diberikan pun bukan tugas yang mengada-ada. Karena tugas yang diberikan adalah tugas-tugas yang bertujuan memperkenalkan, melatih, dan membiasakan mahasiswa dengan berbagai tugas perkuliahan. Dan yang paling penting adalah treatment panitia ospek kepada peserta yang menggunakan pendekatan ilmu psikologis, bukan psikis.
 
Maka selamat untuk kita semua yang hari ini akan menuju kampus kita masing-masing untuk mengikuti ospek dengan hati yang gembira dan semangat yang membara. Karena hari ini kita akan mendapatkan wawasan baru, informasi baru, dan pengetahuan baru untuk menunjang kehidupan kampus. Juga berbagai inspirasi yang akan kita dapatkan hari ini dari para senior yang sudah lebih dulu ada di kampus dan sudah lebih dulu berbuat sesuatu untuk kampus, untuk masyarakat sekitar, untuk bangsa ini. Dan hari ini juga kita akan mendapatkan teman-teman baru, guru-guru baru, juga keluarga baru yang bersama kita akan berusaha memberikan kebermanfaatan yang sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya untuk negeri ini. Maka dengan semangat, mari kita katakan, “Say yes to Ospek!”.

ospek masa kini

Ospek Masa Kini

OSPEK. Satu kata ini bukan lagi kata yang asing bagi mahasiswa. Ospek yang biasa dikenal dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Mahasiswa merupakan “tradisi” tiap tahun ajaran baru di semua Perguruan Tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengenalkan kampus kepada mahasiswa baru dalam segala aspek.
Selama ini para mahasiswa baru (maba) memiliki kekhawatiran tersendiri ketika akan berhadapan dengan ospek. Belum lagi para orangtua yang harap-harap cemas ketika anaknya mulai disibukkan dengan tugas-tugas ospek. Hal ini wajar, karena para maba mendapat cerita-cerita sisi negatif ospek dari senior mereka di kampus tersebut. Terlebih, selama ini kegiatan ospek di Indonesia penuh dengan kekerasan dan tidak mendidik, bahkan menelan korban jiwa.

Bukan dengan cara kekerasan menyambut dan mendidik generasi penerus bangsa yang akan menjadi para pemimpin Indonesia kelak. Potret kelam ospek seperti ini hanya menyisakan dendam di hati maba kepada seniornya. Ospek dengan unsur-unsur kekerasan harus segera ditinggalkan.

Ospek masih sangat relevan untuk diadakan mengingat kepentingannya, tetapi dengan cara yang lebih elegan dan berpendidikan. Salah satu bentuk ospek tersebut saya alami tahun lalu di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ospek di IPB biasa dikenal dengan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB). Kegiatan ini jauh dari unsur kekerasan, intimidasi, dan pembunuhan karakter. Mahasiswa tingkat dua sebagai panitia MPKMB sangat care dan mengayomi mahasiswa baru, ibarat kakak dan adik. Semua tugas dan perlengkapan yang dibutuhkan tidaklah membebani. Misalnya, tugas essai tentang pertanian di daerah asal yang justru menggali wawasan maba untuk memajukan pertanian di daerahnya. Gathering yang merupakan kegiatan pra MPKMB bertujuan lebih mengakrabkan maba dengan Penanggung Jawab Kelompok (PJK) dan memperlancar penyelesaian tugas-tugas MPKMB.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dengan berbagai acara yang membuat maba semakin mencintai almamater dan tentunya pertanian Indonesia. Sejumlah narasumber hebat dengan materi-materi bermanfaat pun mengisi kegiatan itu. Contohnya, topik tentang pergerakan mahasiswa, kewirausahaan, kehidupan kampus, pertanian Indonesia, dan character building. Walaupun konsepnya seminar, hal ini tidak membuat sekira 3.000 maba bosan karena diselingi dengan hiburan dan games menarik

MPKMB IPB bisa disebut sebagai salah satu contoh ospek masa kini. Ospek yang mengutamakan pendekatan dengan cara yang elegan dan berpendidikan. Ospek yang tegas, tapi tidak keras. Ospek yang menambah rasa bangga terhadap almamater dan membuka wawasan sebagai mahasiswa. Bukankah mahasiswa kaum intelektual? Jika iya, maka buktikan dengan ospek tanpa kekerasan.


Ajang Balas Dendam

Jangan Sebatas Seremoni dan Ajang Balas Dendam

"Ayo dek, ini bukan SMA lagi!"

YA
, mungkin seperti inilah teriakan yang sering muncul ke permukaan ketika masa-masa ospek sedang digelar di perguruan tinggi. Ospek adalah suguhan pertama yang didapatkan oleh mahasiswa baru di dunia kampus. Tak bisa dimungkiri, masa-masa ospek adalah salah satu momen yang bakalan sulit untuk dilupakan oleh seorang mahasiswa. Selama ospek, banyak kejadian menarik, entah itu menyenangkan ataupun membuat kita mengeluh, yang dialami seorang mahasiswa baru.
Satu hal yang cukup menarik untuk kita sorot sebuah tradisi ospek adalah sebuah ironi penantian. Meski belum tentu benar 100 persen, banyak ditemukan jika ospek lebih dinantikan seorang senior daripada para mahasiswa baru. Salah satu alasannya adalah ambisi para senior untuk membalas dendam. Tak jarang kita temukan senior yang memamfaatkan masa ospek untuk membalas dendam tindakan yang pernah mereka terima sebelumnya, ketika mereka mengikuti ospek. Padahal, pemerintah dengan tegas melarang perpeloncoan dalam ospek. Tetapi kenyataannya, “ambisi” tersebut  masih melahirkan berbagai bentuk perpeloncoan dalam ospek. Tak pelak, banyak mahasiswa baru yang mengeluh tentang hal ini.

Jika kita lihat secara seksama, masih banyak ospek yang digelar hanya sebagai sebuah seremonial atau ritual tahunan. Terkadang tujuan ospek yang sesuai hakikatnya itu jarang tercapai. Alih-alih memberikan sebuah pengajaran, pengetahuan dan adaptasi kampus kepada mahasiswa baru, ospek malah menimbulkan trauma pada mahasiswa baru.

Hal lain yang perlu kita cermati adalah ospek bisa terlaksana tidak dengan biaya murah. Bukan hanya secara materi, tetapi juga biaya lainnya seperti waktu dan tenaga. Tentu sebagai seorang yang rasional kita menginginkan cost (biaya) yang telah kita korbankan akan menghasilkan return (kembalian) yang sesuai. Satu hal yang juga perlu kita kita perhatikan di sini bahwa return yang dimaksud bukanlah return satu arah, tetapi dua arah. Maksudnya, yang menjadi ukuran keberhasilan ospek bukanlah dipandang dari kepuasaan panitia saja, tetapi yang paling utama adalah kepuasan yang diterima oleh peserta ospek itu sendiri.

Sayang sekali jika ospek hanya dijadikan sebuah seremoni atau ritual semata, tanpa memperhatikan esensi proses ospek itu sendiri. Lebih parah lagi jika ospek hanya dijadikan sebagai ajang balas dendam atau perpeloncoan. Sudah seharusnya kita menggelar ospek yang lebih cerdas. Salah satu contoh ospek yang cerdas adalah dengan memfokuskan kegiatan ospek dalam rangka untuk memanusiakan manusia, seperti tema Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia (OKK UI) 2012. Kita berharap pengorbanan pelaksanaan ospek terbayarkan oleh kembalian yang memuaskan; memuaskan panitia, memuaskan mahasiswa baru, serta memuaskan seluruh pihak yang terkait di dalamnya. Dengan demikian, ospek tidaklah menjadi sebuah pekerjaan yang sia-sia.


Pantaskah Mahasiswa Seperti itu?

  
Senin,2 April 2012.
Adanya berita kenaikan BBM yang di informasikan dari pemerintah,ternyata masih memanas dan dirasakan oleh beberapa Universitas lain. Salah satunya di Universitas Swasta yang terletak di surabaya.
Aski demo penolakan  BBM tersebut mengundang  permasalahan intern di lingkup universitas tersebut.
APAKAH YANG TERADI ?.
Dari aksi penolakan tersebut terjadi demo 1 arah.karena tidak adanya dukungan dari para ormawa jurusan untuk mendukung kegiatan MPM ( Majelis Permusyawaratan Mahasiswa ) sebagai ormawa tertinggi di universitas tersebut..
Maka para orang-orang MPM yang katanya peduli dengan kampus mendirikan dan mengatasnamakan dirinya sebagai gerakan DAKMU atau Dewan Aksi Kepedulian Mahasiswa. Maka DAKMU pun mengajak para ormawa/para himpunan untuk ikut dalam partisipasi penolakan kenaikan BBM.
pada akhirnya dari undangan yang dberikan  oleh MPM pun banyak ormawa yang tidak menghadiri undangan tersebut dan hanya sebgian kecil yang menghadiri aksi penolakan kenaikan BBM tersebut.
sehingga terlihat aksi tersebut tampak sepi.

Dari aksi terebut aliansi DAKMU pun membakar ban bekas yang terletak di dalam kampus tepatnya di depan kantin pusat.
Aksi tersebut terlihat kurang adanya kreatifitas dan intelektual sebagai mahasiswa yang berpendidikan..



Besoknya Pada hari Selasa,3 April 2012, dari kejadian dimana kemarin tidak adanya ormawa atau orgnisasi mahasiswa yang hadir dalam aksi demo kemarin,DAKMU pun mengrimkan kado yang tak sepantasnya diberikan dan mengganggap sebuah pelecehan untuk setiap  ormawa yang tidak hadir.
dari kado tersebut akhirnya memicu gesekan antara masa ormawa yang merasa dilecehkan yang diberikan oleh DAKMU.
Aksi kerusuhan yang hampir terjadi selama 15 menit pun tersebut tak terhindarkan.

Lantaskah kita sebagai mahasiswa berbuat seperti itu??

kerusuhan tersebut akhirnya usai setelah di pisah oleh beberapa mahasiswa yang tidak menginginkan hal tersebut bertambah semakin buruk.
Lantas para ormawa pun pergi  dan meninggalkan seusai kerusahan terjadi. Selang beberapa jam kemudian Perwakilan DAKMU beserta ketuanya menghampiri ormawa per fakultas untuk meminta maaf dan mengklarifikasikan atas semua yang terjadi termasuk pemberian kado yang tidak seharusnya terpampang di setiap himpunan yang tidak mengikuti kemauan dari MPM,dan memberikan undangan klarifikasi yang akan di hadiri pada hri RABU jm 3 sore di depan sekretariatan MPM.
ingin tau apa hasil dari klarifikasinya?
ikuti trus di blog kami.